Sabtu, 10 Mei 2014

TUGAS INDIVIDU KE- 4 SINTAKSIS



KALIMAT
Kalimat dalam bahasa Arab, adalah satuan lingusitik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis. Sedangkan, dalam kamus linguistik kalimat merupakan satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.
Contoh :
·         Ayah pergi ke kantor jam 7 pagi.
·         Adik sedang bermain bola di lapangan.

KLAUSA
Menurut Ramlan (2001: 79) klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas S–P baik disertai O, PEL, dan KET maupun tidak. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Unsur inti klausa ialah S dan P, walaupun demikian terkadang unsur S sering dihilangkan misalnya dalam kalimat luas akibat penggabungan klausa dan dalam kalimat jawaban
Contoh:
1.      Tengah Karmila menangis menghadapi tembok, Bapak Daud masuk diantar suster meta
2.      Sedang bermain-main. (sebagai jawaban pertanyaan Anak-anak itu sedang mengapa?).

Klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa terikat.
a.       Klausa bebas
Klausa bebas ialah klausa yang bisa berdiri dengan sendiri. Dikatakan klausa bebas  jika unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat.
Contoh :  
·         Ahmad menari. (klausa bebas)
·         saya akan pergi  kalau di undang

b.      Klausa terikat
Klausa terikat merupakan klausa yang unsur-unsur fungsinya tidak lengkap sehingga tidak klausa yang tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh :
1.      Dia lulus dalam ujian  karena belajar bersungguh-sungguh.
Klausa bebas                                 klausa terikat
2.      saya akan pergi  kalau di undang
Klausa bebas         Klausa Terikat


FRASA
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
1.       Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja, terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a.       Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiri atas Pewatas belakang, misalnya: Ia bekerja keras sepanjang hari.
Pewatas depan, misalnya: Mereka dapat mengajukan kredit di BRI.Ø
b.      Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata penghubung dan atau atau.
Contoh:
·         Mereka menangis dan meratapi nasibnya.
·         Kita pergi atau menunggu ayah.Ø
c.       Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, misalnya:
·         Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal modern
·         Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
·         Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah maju.

2.      Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti: agak,dapat, harus, kurang, lebih, paling, dan sangat. Frasa adjektival mempunyai tiga jenis:
a.       Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah nian, hebat benar;
b.      Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, aman sentausa;
c.       Frasa adjektival apositif, misalnya:
·         Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang lemah.
Frasa apositif bersifat memberiakan keterangan tambahan Bima tokoh ksatria yang tampan merupakan unsur utama kalimat gagah perkasa merupakan keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam kalimat berikut ini.
·         Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.
·         Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh universitas.

3.      Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas   sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya: buku dua buah, teman seorang, telur beberapa butir.
a.       Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil, hari Minggu, buku dua buah, pemuda kampus, dan bulan pertama.
b.      Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan kewajiban,dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.
c.       Frasa nominal apositif
·         Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di universitasnya.
·         Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.
·         Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan
sambutan dalam acara itu.
4.      Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti dan sangat merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

5.      Frasa Pronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis:
a.       Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua, dan mereka itu.
b.      Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta saya dan dia,
c.       Apositif:
·         Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi.
·         Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

6.      Frasa Numerialia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu
a.       Modifikasi
·         Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
·         Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung dua juta rupiah.
b.      Koordinaasi
·         Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.
·         Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu


KATA

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
a.       Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
b.      Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.
c.       Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
d.      Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
e.       Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda.
f.       Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
g.      Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya. 

MORFEM

Morfem ialah unit terkecil yang menjadi unsur perkataan. Sekiranya kata tidak boleh dipecahkan kepada unit bermakna atau tahu yang lebih kecil, maka kata-kata ini terdiri daripada satu unit atau satu morfem.
Misalnya “ minum ”. “ Minum ” tidak akan berfungsi dan memberi makna jika dipecahkan kepada mi dan num. Sebaliknya, kata “ diminum ” boleh dipecahkan kepada dua morfem, yaitu “ di “ dan “ minum ”. Kesimpulannya, perkataan boleh terdiri daripada beberapa morfem.
Morfem boleh dibagi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.

Morfem Bebas
Morfem terikat / imbuhan
Dapat berdiri sendiri, misalnya:
minum, cuti, sekolah, periksa
Bentuk imbuhan, misalnya:
mem, per, kan, ber
Mempunyai maksud sendiri.
Tidak mempunyai makna tetapi mempunyai fungsi tatabahasa atau tahu. Boleh mengubah makna sesuatu kata dan seterusnya makna ayat.

Morfem terikat / imbuhan morfem terikat / imbuhan boleh dibagi seperti berikut: Awalan. Ditambah pada bagian depan kata dasar. Misalnya membaca, menghafal.  Akhiran. Ditambah pada bagian belakang kata dasar.  Sisipan. Diselit di antara unsur unsur kata dasar. Misalnya telapak (tapak)  Apitan. Ditambahkan serentak pada awalan dan akhiran kata dasar. Misalnya, imbuhan per....an dalam permainan.
Morfem adalah unit tatabahasa terkecil yang bermakna leksikal atau fungsian. Morfem sebagai kesatuan bentuk terkecil yang mempunyai arti leksikal/ gramatikal, bertugas membentuk kata dan bagian kata. Menurut bentuknya, morfem dibagi dua yaitu: morfem bebas, dapat menjalankan fungsinya secara mandiri
Contoh : buku, uang, orang.  
morfem terikat mencakup :  afiks / imbuhan dan konfiks / simulfiks,
Contoh :per + lawan + an = perlawanan
                           me + rawat = merawat
kelas partikel yaitu kata tugas yang terdiri atas preposisi / kata depan dan konjungsi / kata penghubung.  Contoh : di, ke, dari, dan. kelas partikel khusus Contoh : pun, kah, lah serta si, sang.