Kamis, 15 Mei 2014

TUGAS KELOMPOK 9 (SINTAKSIS)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bahasa Prancis bagi pembelajar bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang sering disebut sebagai B2. Bahasa prancis dipelajari setelah pembelajar menguasai bahasa Indonesia. Penggunaan dua bahasa tersebutlah  yang menyebabkan terjadinya pencampuran struktur dan kosa kata kedua bahasa itu, apalagi jika bahasa tersebut berasal dari rumpun yang berbeda. Sehingga terjadi kesalahan-kesalahan yang salah satunya disebabkan oleh pengaruh dari B1.
Bahasa Indonesia memiliki bentuk dan sifat yang berbeda dengan bahasa Prancis. Bahasa Indonesia termasuk kategori bahasa aglutinatif yang tidak mengenal adanya perubahan bentuk verba, sedangkan bahasa Prancis termasuk kategori bahasa fleksi yang mengalami konjugasi verba serta deklinasi nomina dan adjektiva (Cristal, 1992:297).
Sistem gramatika bahasa Prancis sangat berbeda dengan sistem gramatika bahasa Indonesia. Dalam bahasa Prancis, konkordansi antara verba dengan nomina selain berkaitan dengan gender dan jumlah nominanya, juga berkaitan dengan kala yang digunakan dalam kalimat. Sedangkan, dalam bahasa Indonesia kala hanya dijelaskan dengan menggunakan keterangan waktu. Karena, perbedaan itulah yang akan menimbulkan kerumitan yang menyebabkan  kesulitan bagi pembelajar B2.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah hakikat kesalahan Berbahasa?
2.      Bagaimanakah jenis-jenis kesalahan sintaksis bahasa Prancis yang dilakukan oleh pembelajar B2?
3.      Apakah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan sintaksis bahasa Prancis yang dilakukan pembelajar bahasa Indonesia?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui hakikat kesalahan berbahasa
2.      Mengetahui jenis-jenis kesalahan sintaksis bahasa Prancis yang dilakukan oleh pembelajar B2.
3.      Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesalahan sintaksis bahasa Prancis yang dilakukan pembelajar bahasa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Hakikat Kesalahan Berbahasa
Nurgiantoro (1984:13) membedakan kesalahan (error) dengan kekeliruan (mistake). Kesalahan adalah penyimpangan yang disebabkan kompetensi belajar sehingga bersifat sistematis dan konsisten. Sedangkan, kekeliruan merupakan penyimpangan pemakaian bahasa yang bersifat insidental dan tidak sistematis. Kesalahan ini disebabkan oleh penerapan kaidah yang menyimpang dari kaidah bahasa yang dipelajari akibat kompetensi pembelajar. Sehingga kesalahan ini tidak dapat diperbaiki sendiri oleh pembelajar.
Selanjutnya, Norish  (1983:6-8) membedakan tiga tipe penyimpangan bahasa yang meliputi (1) error, (2) mistake, (3) lapse. Error merupakan penyimpangan bahasa secara sitematis dan terus-menerus sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-norma bahasa tersebut. Mistake merupakan kesalahan berbahasa yang terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Lapse dimaksudkan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan pembelajar kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja. Selain membedakan bentuk kesalahan berbahasa Norish juga mengatakan  bahwa kesalahan berbahasa pembelajar dapat dijadikan alat bantu yang positif.
Sebagai bagian dari analisis konstrastif, analisis kesalahan digunakan untuk membantu pengajar meramalkan masalah yang akan dihadapi pembelajar bahasa yang disebabkan oleh perbedaan linguistik antara B1 dan B2. Setiap melakukan analisis kesalahan tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan sampel bahasa, tahap kedua  mengidentifikasi kesalahan yang ditemukan dalam sampel bahasa, tahap ketiga melakukan deskripsi kesalahan, dan tahap keempat adalah mengklasifikasikan kesalahan berdasarkan penyebabnya (Corder, 1971: 227, Brown, 2000:221).
Lagane (1973:11) mengatakan bahwa untuk mempelajari tata bahasa harus dipelajari pula ujaran-ujaran yang terbentuk dalam kalimat. Sedangkan kalimat itu sendiri merupakan rangkaian kata penyusunannya diatur menurut kaidah-kaidah tertentu, yang disebut sebagai konstituen kalimat, dan setiap kata merupakan bagian dari kelas kata. Pendapat tersebut sejalan dengan Moeliono (1988:29-30) mengemukakan bahwa kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Kemudian menurut Dubois (1997:62) kajian sintaksis bahasa prancis meliputi kajian tentang berbagai tipe kalimat tunggal (la phrase simple) dan berbagai tipe kalimat majemuk (la phrase complex).

2.2  Jenis-Jenis Kesalahan Sintaksis Bahasa Prancis
Jenis- jenis kesalahan sintaksis dalam bahasa prancis meliputi kesalahan pada (1) pembentukan frasa nomina, (2) pembentukan frasa verba, (3) pembentukan frasa depan, (4) penggunaan dan pola struktur kata ganti, (5) penggunaan kata ganti penghubung dalam kalimat kompleks.
2.2.1        Kesalahan Pembentukan Frasa Nomina
Kesalahan pembentukan frasa nomina terjadi karena pembelajar tidak melakukan penyesuaian antara unsur pusat dan unsur tambahan pada frasa tersebut, misalnya untuk menyatakan bentuk jamak pembelajar tidak menyertakan penanda jamak yang ada bersama bendanya.
Contoh:
(1)   ... I’appartement a quelque charme.
... apartemen itu memiliki beberapa pohon

Frasa benda atau nomina pada contoh tersebut seharusnya mendapat tambahan /-s/ pada nominanya karena unsur tambahan pada nomina yang merupakan unsur pusatnya menunjukkan bentuk jamak. Jadi, dari uraian di atas bentuk yang benar sebagai berikut.
(2)   ... I’appartement a quelques charmes.
... apartemen itu memiliki beberapa pohon.

2.2.2        Kesalahan Pembentukan Frasa Verba
Kesalahan frasa verba terjadi karena pembelajar tidak mengikuti kaidah-kaidah atau norma yang sesuai dalam menggunakan kala lampau yaitu kala passe compose dan imparfait. Kesalahan penggunaan kala lampau pase compose terjadi pada konsep konkordansi gender dan numeral, pemilihan kata kerja bantu yang sesuai, dan konsep konjugasi berdasarkan kelompok verbanya. Kesalahan penggunaan kala lampau imparfait terjadi karena pembelajar tidak memperhatikan konsep konjugasi verba yang sesuai dengan kelompoknya dan maksud penutur serta makna yang terkandung dalam kala imparfait.
Kala passe compose digunakan untuk menyatakan aktivitas yang telah dilakukan dan sudah selesai. Sedangkan Kala imparfait digunakan untuk menerangkan kebiasaan seseorang pada masa lampau, mendeskripsikan suatu keadaan, dan untuk menerangkan dua kejadian atau peristiwa pada masa lampau.
Contoh:
(3)   Ses enfants salissent la maisonquand  elle rentre a la maison.
Anak-anaknya (telah mengotori) rumah ketika ia kembali.
Verba salisent “mengotori” pada contoh tersebut menunjukkan kejadian yang terjadi lebih dahulu dan masih berlangsung pada saat kegiatan rentre “pulang” terjadi. Oleh karena itu, verba pertama menggunakan kala imparfait yaitu salisaient dan verba pada kegiatan selanjutnya menggunakan kala passe compose yaitu est rentre. jadi berdasarkan analisis di atas maka bentuk yang benar sebagai berikut.
(4)   Ses enfants salissaient la maisonquand  elle est rentre a la maison.
Anak-anaknya (telah mengotori) rumah ketika ia kembali.

2.2.3        Kesalahan Pembentukan Frasa Depan
Kesalahan pembentukan frasa depan sering terjadi karena pembelajar bahasa menggunakan preposisi yang berlebihan atau karena pembelajar tidak menggunakan preposisi yang seharusnya menyertai keterangan tempat yang diikuti preposisi tersebut.
Contoh:
(5)   Ils sont arrive a chez eux.
Mereka tiba di rumah mereka.
Kesalahan yang terjadi pada contoh tersebut karena mahasiswa menggunakan preposisi  yang berlebih. Bentuk chez “di rumah” itu sendiri adalah preposisi  a “di”.  Jadi, bentuk yang benar dari contoh tersebut adalah sebagai berikut.
(6)   Ils sont arrive  chez eux.
Mereka tiba di rumah mereka.

2.2.4        Kesalahan Penggunaan dan Pola Struktur Kata Ganti
Kesalahan penggunaan dan pola struktur kata ganti terjadi pada pola struktur kata ganti yang berfungsi sebagai objek langsung, objek tidak langsung dan kata ganti milik dalam sebuah kalimat. Kesalahan pada struktur ganti tersebut terjadi karena pembelajar belum memahami pola struktur kata ganti dalam bahasa prancis.
Contoh:
(7)   On veut obtenir de l’affair, et pour lui obtenir on doit faire quelque chose.
Orang ingin memperoleh pekerjaan dan untuk mendapatkannya orang harus melakukan sesuatu.
Kasalahan yang terjadi pada contoh tersebut kata yang digantikan adalah affair  “pekerjaan” yang merupakan objek langsung dari verba obtenir “memperoleh”. Oleh, karena itu kata ganti yang benar adalah le.  Jadi, bentuk yang benar adalah:
(8)   On veut obtenir de l’affair, et pour l’obtenir on doit faire quelque chose.
Orang ingin memperoleh pekerjaan dan untuk mendapatkannya orang harus melakukan sesuatu.

2.2.5        Kesalahan Penggunaan Kata Ganti Penghubung dalam Kalimat Kompleks.
Kesalahan penggunaan kata ganti penghubung yang berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat terjadi pada pemilihan dan penggunaan jenis kata ganti penghubung yang tidak sesuai dengan fungsinya dalam kalimat. Hal ini terjadi karena pembelajar tidak mengenal bentuk-bentuk seperti itu dalam kaidah bahasa Indonesia sehingga mereka sering merancukan penggunaan kata ganti penghubung yang ada dalam bahasa Prancis.
Selain itu, pembelajar juga menghilangkan kata ganti penghubung yang harusnya ada pada suatu kalimat kompleks atau bahkan menggunakan pada kalimat yang tidak memerlukan. Seperti pada kesalahan penggunaan kata ganti qui dan dont  yang dalam bahasa indonesia memilki padanan kata “yang”.
Dalam bahasa Prancis penggunaan kata ganti penghubung disesuaikan dengan fungsi persona atau benda yang akan digantikan oleh kata ganti penghubung dalam kalimat. Jika yang digantikan berfungsi sebagai subjek maka kata ganti yang digunakan adalah qui dan jika yang digantikan berfungsi sebagai objek maka kata ganti yang digunakan adalah que.
Contoh:
(9)   La femme qui son mari est banquir a une amie etudier a Londre.
Wanita yang suaminya seorang bankir mempunyai seorang teman yang belajar di London.
Contoh di atas merupakan kalimat kompleks yang berasal dari kalimat tunggal yang digabungkan dengan menggunakan kata ganti penghubung. Kalimat kompleks tersebut berasal dari dua kalimat tunggal yaitu (a)  Le marri de la femme est banquier “suami dari wanita itu seorang bankir” dan (b) Son marri (= le marri de la femme) a une amie etudier a londre “suaminya mempunyai seorang teman yang belajar di london”. Jika kedua kalimat tunggal di atas digabungkan, kata le marri pada kalimat pertama diganti dengan kata ganti penghubung untuk menghindari pengulangan. Kata ganti penghubung yang di gunakan adalah dont (setiap kata yang akan diganti diikuti oleh de, maka kata ganti penghubung yang digunakan adalah dont).

2.3  Faktor Penyebab Timbulnya Kesalahan Sintaksis Bahasa Prancis
2.3.1        Faktor Linguistik
Faktor linguistik yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan  yakni: (1) kaidah yang berbeda antara bahasa Indonesia (B1) dengan bahasa Prancis (B2), (2) tidak dikenalnya bentuk-bentuk tertentu dalam B2 mengakibatkan pembelajar menggunakan bentuk-bentuk yang ada dalam B1, (3) adanya padanan kata bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia sehingga pembelajar tidak memperhatikan  hal lain yang perlu disesuaikan dengan bahasa Prancis, (4) kurangnya pengetahuan pembelajar mengenai penggunaan kala lampau (passe compose dan imperfait). Pola struktur bahasa Prancis yang tidak dimilki bahasa Indonesia menyebabkan pembelajar mentransfer pola bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis.

2.3.2        Faktor Sosiolinguistik
Faktor sosiolinguistik yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis adalah (1) kurangnya perhatian pembelajar terhadap bahasa Prancis yang sedang dipelajarinya, (2) penggunaan bahasa Prancis dalam kegiatan komunikasi hanya terjadi pada lingkungan tertentu dan lebih banyak dalam situasi yang formal dengan jumlah jam yang sangat sedikit dibandingkan dengan pemakaian bahasa Indonesia dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari.


BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Kesalahan penggunaan kala lampau pase compose terjadi pada konsep konkordansi gender dan numeral, pemilihan kata kerja bantu yang sesuai, dan konsep konjugasi berdasarkan kelompok verbanya. Kesalahan penggunaan kala lampau imparfait terjadi karena pembelajar tidak memperhatikan konsep konjugasi verba yang sesuai dengan kelompoknya dan maksud penutur serta makna yang terkandung dalam kala imparfait.
Kesalahan pada frasa benda terjadi pada konkordansi antara nominanya sebagai unsur pusat dan atribut yang menyertainya, misal untuk bentuk jamak pembelajar tidak menyertakan penanda jamak yang ada bersama bendanya.
Kesalahan pada frasa depan terjadi karena karena pembelajar tidak menggunakan preposisi yang seharusnya menyertai keterangan tempat yang diikuti preposisi tersebut.
Kesalahan penggunaan kata milik dalam kalimat bahasa Prancis terjadi karena penggunaan kata ganti yang tidak sesuai dengan benda yang digantikannya, misalnya pembelajar yang memakai kata ganti dalam bentuk nominatif atau kata ganti yang mempunyai fungsi subjek dalam kalimat. Selain itu, pembelajar tidak memperhatikan jenis dan jumlah benda yang menyertainya, serta susunan atau letak kata ganti tersebut dalam sebuah kalimat.
Kesalahan penggunaan kata ganti penghubung yang berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat terjadi pada pemilihan dan penggunaan jenis kata ganti penghubung yang tidak sesuai dengan fungsinya dalam kalimat. Hal ini terjadi karena pembelajar tidak mengenal bentuk-bentuk seperti itu dalam kaidah bahasa Indonesia sehingga mereka sering merancukan penggunaan kata ganti penghubung yang ada dalam bahasa Prancis. Selain itu, pembelajar juga menghilangkan kata ganti penghubung yang harusnya ada pada suatu kalimat kompleks atau bahkan menggunakan pada kalimat yang tidak memerlukan.

3.2  Saran
Besar harapan dari penulis agar apa yang telah kami paparkan dalam makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Serta apa yang kami sajikan dapat dipergunakan untuk kepentingan yang positif sehingga berdampak baik bagi penulis maupun pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing, Roswita. 3 Oktober, 2003. “Analisis Kesalahan Sintaksis Bahasa Prancis Oleh Pembelajar Berbahasa Indonesia: Sebuah Studi Kasus”.  Jurnal Humaniora, (Online), Vol 15, No 15, 3 oktober, 2003. (http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora, diakses 28 april 2014).